LAPORAN PRAKTIKUM KINETIKA MANGAN
Untuk memenuhi salah satu
tugas praktikum kimia anorganik
Dosen Pengampu: Cepi Kurniawan, S.Si., M.Si., Ph.D.
Shoffia Janatti 4311417054
Ainuna Fauzia Elqudsy 4311417056
Rahmi Fauziah 4311417061
Risa Destia Hapsari 4311417064
Kukuh Sugeng Laksono 4311417065
Kimia 17-B
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
A.
Tujuan
1.
Mengetahui
perubahan warna untuk menggambarkan rantai reaksi redoks
2.
Mengetahui
pengaruh variasi volume KMnO4 dan glukosa
B.
Landasan Teori
Mangan (Mn)
Mangan salah satu logam yang banyak
dijumpai di bumi dan sering terdapat bersama besi. Mangan terlarut dalam air
tanah dan air permukaan yang terdapat sedikit oksigen. Mangan dapat membentuk
oksida yang tidak larut dan menghasilkan endapan bila terpapar dengan oksigen,
sehingga menimbulakn masalah berupa penampilan fisik air yang kurang bagus.di
alam jarang sekali berada dalam keadaan usur, umumnya dalam keadaan senyawa
dengan berbagai macam tingkat oksidasi atau valensi. Dalam hubungannya dengan
kualitas air yang sering dijumpai adalah senyawa mangan dengan valensi 2,
valensi 4, valensi 6. Mangan di dalam senyawa MnCO3, Mn(OH)2
mempunyai valensi dua, zat tersebut sulit larut dalam air, tetapi untuk gram
MnCl2, MnSO4, Mn(NO3)2 mempunyai
kelarutan yang besar besar di dalam air (Lenore et al., 2005).
Mangan merupakan logam yang sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari selain besi, alumunium dan tembaga.
Hampir 990% mangan yang ada di dunia ini dipergunakan untuk industry besi dan
baja. Mangan digunakan dalam produksi mild steel, high carbon ferromanganese
dan silicomanganese (Sverre, 2007). Fungsi logam ini jika dipadukan dengan
baja akan memiliki keuletan sehingga tidak mudah patah. Selain untuk
kepentingan metalurgi, mangan juga digunakan untuk produksi senyawa kimia
seperti KMnO4 yang digunakan untuk desinfektan, MnSO4
untuk pangan ternak dan manganese diokside yang digunakan sebagai komponen
baterai kering yang berfungsi untuk depolarisator (Habasi, 1997). Berikut warna
masing-masing pada mangan:
Mn
|
Warna
|
Mn+2
|
Merah jambu
|
Mn+3
|
Cokelat
|
Mn+4
|
Cokelat Tua
|
Mn+5
|
Biru
|
Mn+6
|
Hijau
|
Mn+7
|
Ungu
|
Redoks
Redoks merupakan salah satu reaksi kimia
yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi. Redok terdiri dari reaksi
reduksi dan reaksi oksidasi. Bilangan oksidasi yaitu muatan yang dimiliki suatu
ataom jika elektron diberkan kepada atom yang lain yang keelektronegatifannya
lebih kecil lebih positif, sedangkan atom yang keelektronegatifannya lebih
besar meiliki bilangan oksidasi lebih positif (Dogra, 2005). Oksidasi dan
reduksi selalu berlangsung serempak, karena elektron yang dileps oleh suatu zat
harus diambil oleh zat lain, contohnya:
2Cl- + MnO2 + 4H+
Ã
Cl2 + Mn2+ + 2H2O
Reaksi
tersebut memenuhi hukum kekekalan muatan dan hukum kekekalan massa, pereaksi Cl
mengalami kenaikan bilangan oksidasi menjadi Cl2 sedangkan pada Mn
dan MnO2 mengalami penurunan bilangan oksidasi menjadi Mn2+.
Pada reaksi redoks zat yang mereduksi disebut oksidator dan yang mengoksidasi
disebut reduktor( Rivai, 2007).
C.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah beaker glass, spatula,
pipet tetes, gelas ukur, pipet volume, Erlenmeyer dan corong. Bahan-bahan yang
digunakan dalam percobaan ini adalah KMnO4, NaOH dan Glukosa.
D. Cara Kerja
1.
NaOH ditimbang 0,2gram,dilarutkan dalam aquadest mencapai 500Ml
2.
Glukosa ditimbang 90 gram,dilarutkan dalam aquadest mencapai 500 Ml
3.
Larutan KMnO4 0,1M sebanyak 100Ml
4.
Teteskan larutan KMnO4 pada
larutan glukosa dan NaOH sampai terjadi perubahan warna
5.
Amati perubahan warna dan catat waktu
6.
Lakukan variasi
E.
Data
Pengamatan
NO
|
Variasi Volume
|
Perubahan Warna
|
Biloks
|
Waktu
|
1
|
NaOH : 20 mL
Glukosa : 5 mL
KMnO4 : 5 mL
|
Hijau
Cokelat tua
Cokelat
|
+6
+4
+3
|
00:11:05
00:35:15
14:20:15
|
2
|
NaOH : 20 mL
Glukosa : 10 mL
KMnO4 : 5 mL
|
Ungu
Cokelat tua
Cokelat orange
|
+7
+4
+3
|
00:00:04
11:30:04
20:35:04
|
3
|
NaOH : 20 mL
Glukosa : 15 mL
KMnO4 : 5 mL
|
Ungu
Cokelat tua
Cokelat
|
+7
+4
+3
|
00:34:01
17:46:17
29:04:17
|
4
|
NaOH : 20 mL
Glukosa : 5 mL
KMnO4 : 3 mL
|
Hijau
Cokelat tua
Cokelat muda
|
+6
+4
+3
|
00:00:04
00:00:06
00:00:13
|
5
|
NaOH : 20 mL
Glukosa : 10 mL
KMnO4 : 3 mL
|
Hijau
Cokelat tua
Cokelat muda
|
+6
+4
+3
|
00:00:50
00:01:04
00:14:03
|
6
|
NaOH : 20 mL
Glukosa : 15 mL
KMnO4 : 3 mL
|
Hijau
Cokelat tua
Cokelat muda
|
+6
+4
+3
|
00:00:10
00:00:17
00:00)23
|
7
|
NaOH : 20 mL
Glukosa : 5 mL
KMnO4 : 1 mL
|
Hijau
Cokelat tua
Cokelat
|
+6
+4
+3
|
00:00:29
00:00:43
00:00:55
|
8
|
NaOH : 20 mL
Glukosa : 10 mL
KMnO4 : 1 mL
|
Hijau
Cokelat tua
Cokelat orange
|
+6
+4
+3
|
00:00:19
00:00:31
00:00:36
|
9
|
NaOH : 20 mL
Glukosa : 15 mL
KMnO4 : 1 mL
|
Hijau
Cokelat tua
Cokelat
|
+6
+4
+3
|
00:00:10
00:00:25
00:00:30
|
F.
Pembahasan
Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan
oksidasi. Redoks adalah suatu hal yang menjelaskan berubahnya suatu bilangan
oksidasi dalam sebuah rekasi kimia. Pada percobaan ini dilakukan pencampuran
antara NaOH, glukosa, dengan KMnO4, dilakukan variasi terhadap
glukosan dan KMnO4 untuk mengetahui pengaruh dari variasi volume
yang ditambahkan. Dalam percobaan kami, glukosa ditambahkan ke larutan
permanganat bersama dengan natrium hidroksida (NaOH), sehingga elektron dari
glukosa (C6H12O6) pertama kali disumbangkan ke
ion permanganat (MnO4 -).
Dalam serangkaian reaksi redoks, elektron
disumbangkan terus-menerus dari glukosa ke senyawa mangan berturut-turut. Pada
setiap langkah dalam rantai, perubahan warna dapat
terlihat. Pada percobaan ini, karena mangan memiliki tingkat oksidasi yang
lebih stabil daripada logam transisi lainnya (dari +2 ke +7), masing-masing
memiliki warna yang berbeda. Warna pertama (ungu) sesuai dengan ion permanganate (MnO4-
) yang memiliki tingkat oksida +7. Ion permanganate (MnO4-).
Kemudian direduksi menjadi ion manganate (MnO 42-).
Keadaan oksida mangan berubah dari +7 menjadi +6 dan warnanya berubah dari ungu
menjadi hijau.
MnO4-
(aq) (ungu) + e- Ã MnO 42-
(aq) (hijau)
Tahap biru menengah terjadi
antara langkah 1 dan 2. Satu penjelasan adalah bahwa campuran mengandung kedua
permanganat ungu (MnO4-) dan ion manganat hijau (MnO42-),
yang bergabung untuk menghasilkan larutan biru, hal ini yang mengakibatkan
perubahan warna biru tidak terjadi. Penjelasan lain adalah bahwa bagian dari
permanganat direduksi menjadi hypomanganate (MnO43-), yang memiliki tingkat
oksidasi +5 dan warna biru.
MnO4-
(aq) (ungu) + 2e- Ã MnO 43-
(aq) (biru)
Ion manganate (MnO42-)
yang memiliki keadaan oksidaasi +6, selanjutnya direduksi menjadi mangan
dioksida (MnO2) dengan keadaan oksidasi +4 yang menyebabkan
perubahan warna dari hijau menjadi coklat tua.
MnO
42- (aq) (hijau) + 2 H2O(l) +2e-
à MnO2(s) + 4OH-(aq)
(coklat tua)
Akhirnya , ketika lebih banyak
glukosa dimasukkan kedalam larutan, mangan dioksida coklat-hitam (MnO2)
membentuk suspensi koloid dalam larutan alkali, yang (jika cukup encer) dapat tambak
orange (Prolongo, 2018). Perubahan warna ini menunjukan keadaan oksidasi +3.
Bentuk kimiawi dari mangan (IV) lebih sukar diperoleh dari pada mangan (III).
Pada praktikum ini tidak
terjadi keadaan oksidasi +2 yang bewarna merah jambu karena penambahan alkali
pada garam mangan (II) merubah garam mangan (II) menjadi Mn(OH)2
yang warna putih dan Mn (II) tidak stabil dalam suasana basa (Sriyanti, 2000).
Percobaan ini dilakukan
melalui pencampuran NaOH dan Glukosa yang ditambahkan KMnO4 untuk
mengetahui bilangan biloks pada mangan. Glukosa berfungsi sebagai oksidator
yaitu mereduksi Mn (IV) menjadi Mn (II), sedangkan pada KMnO4 berfungsi
sebagai reduktornya. Volume NaOH yang
digunakan sebanyak 20 ml sedangkan volume glukosa yang digunakan bervariasi
yaitu 5 ml, 10 ml, dan 15 ml dan ditambahkan KMnO4 dengan volume bervariasi juga, yaitu 1
ml, 3 ml, dan 5 ml.
Besarnya volume NaOH yang
digunakan bertujuan supaya terlihatnya perubahan warna yang jelas karena jika
terlalu sedikit larutan akan cepat bereaksi dan perubahan warnanya tidak
terlihat jelas. Variasi pertama yaitu pada glukosa dengan penambahan KMnO4
5 ml, diperoleh hasil bahwa waktu perubahan warna antara glukosa 5 ml, 10
ml, dan 15 ml tidak stabil begitu pula pada variasi kedua yaitu glukosa dengan
penambahan KMnO4 3 ml waktu yang dihasilkan tidak stabil. Berbeda
dengan variasi ketiga yaitu glukosa dengan penambahan KMnO4 1 ml
waktu perubahan warnanya teratur, semakin banyak glukosa semakin cepat waktu
perubahan warnanya. Menurut data
tersenut, larutan yang ideal adalah variasi Glukosa 15 ml dan KMnO4 1
ml.
G.
Simpulan
1.
Mangan memiliki tingkat
oksidasi yang lebih stabil daripada logam transisi lainnya (dari +2 ke +7),
masing-masing memiliki warna yang berbeda. Pada biloks +2 (merah muda), biloks +3 (coklat
orange), biloks +4 (coklat tua), biloks +5 (biru), biloks +6 (hijau) dan biloks
+7 (ungu).
2.
Glukosa berfungsi sebagai oksidator yaitu mereduksi Mn (IV) menjadi Mn
(II), sedangkan pada KMnO4 berfungsi sebagai reduktornya. Semakin
besar berat glukosa, waktu untuk larutan bereaksi semakin cepat. Berbanding
terbalik dengan KMnO4, semakin
besar beratnya maka semakin lama bereaksi. Maka, larutan yang ideal adalah
variasi Glukosa 15 ml dan KMnO4 1 ml dengan NaOH 20 ml.
DAFTAR PUSTAKA
Dogra. 2005. Kimia
Fisika. Jakarta: Universitas Indonesia
Habasi, fathi, 1997, Handbook Of Extractive
Metallurgy, Volume IV, Wiley-VCH, Canada
Lenore S. Clescerl, Andrew D. Eaton, Eugene W. Rice.
2005. Standart Methods for Examination of Water & WasteWater
(21st ed.). Washington, DC: American Public Health Association.
Prolongo M. Gabriel P. 2018. Lolourful Chemistry:
Redox Reactions With Lollipops. Science in
School 43.
Rivai. 2007. Kimia
Organik Universitas. Jakarta: Balai Pustaka
Sriyanti. 2000. Bilangan Oksidasi Dan Reaksi-Reaksi
Mangan. Semarang: Universitas Diponegoro
Semarang.
Svere,E,
Olsen, Tangstad M. 2007.Production of Manganese Ferroalloys, Tapir
Academic
Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar